Meresensi
berarti mengulas atau menilai kekurangan dan kelebihan sebuah buku. Untuk bisa
meresensi buku, sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan sebagian orang. Beberapa
langkah umum dalam membuat resensi buku. Di antaranya :
1
Memilih jenis buku.
2
Usahakan buku baru. Ini
jika karya resensi akan dipublikasikan di media cetak
3
Membuat anatomi buku.
Yaitu informasi awal mengenai buku yang akan diresensi. Contoh formatnya
sebagai berikut : Judul Karya Resensi-Judul Buku : Penulis : Penerbit : Tahun
Terbit : Tebal Buku : Cetakan; Harga jika diperlukan
Tahap-tahap pengerjaan:
1
Membaca dengan detail
dan mencatat hal-hal penting. Ini yang membedakan antara pembaca biasa dan
peresensi buku.
2
Setelah membaca, mulai
menuliskan karya resensi buku yang dimaksud. Dalam karya resensi tersebut,
setidaknya mengandung beberapa hal :
·
Informasi awal buku
(seperti formati di atas)
·
Tentukan judul yang
menarik dan provokatif
·
Membuat ulasan singkat
buku. Deskripsi garis besar buku
·
Memberikan penilaian
buku (substansi isinya maupun cover dan cetakan fisiknya) atau membandingkan
dengan buku lain. Inilah sesungguhnya fungsi utama seorang peresensi yaitu
sebagai kritikus sehingga bisa membantu publik menilai sebuah buku
·
Menonjolkan sisi yang
beda atas buku yang diresensi dengan buku lainnya.
·
Mengulas manfaat buku
tersebut bagi pembaca
·
Mengkoreksi karya
resensi. Mengkoreksi kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran
resensi yang telah dihasilkan. Yang terpenting tentu bukan isi buku itu apa,
tapi apa sikap penilaian peresensi terhadap buku tersebut.
.
.Contoh
Resensi ;
Perjalanan SRI
Sultan Hamengkubuwono IX
Sumber:
Kompas, 18 Juni 2011
Judul Buku: Hamangkubuwono IX
Peresensi: Romel Masykuri
Penulis: K. Tino
Penerbit: Navila Idea
Cetakan: I, 2011
Tebal: 198 Halaman
Judul Buku: Hamangkubuwono IX
Peresensi: Romel Masykuri
Penulis: K. Tino
Penerbit: Navila Idea
Cetakan: I, 2011
Tebal: 198 Halaman
Buku ini mencoba menelusuri semua misteri dan
desah-desus itu, mulai dari pengumpulan data-data yang membuktikan tidaknya
Hamangkubuwono IX sebagai agen resmi CIA. Kita akan terperangah dengan
penemuan-penemuan yang ada di dalamnya. Satu titik sejarah negeri ini akan
terurai dengan gamplang.
Pada
bagian pertama buku ini menceritkan tentang masa muda Hamangkubuwono IX dan
posisi penting yang di lakukan oleh Hamangkubuwono di masa awal kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). SRI Sultan Hamangkubuwono IX lahir
di Sompilan Ngasem, Yogyakarta, 12 April 1912 dan meninggal di Washington, DC,
Amerika Serikat, 2 Oktober 1988 pada umur 76 tahun. Ia adalah seorang raja yang
pernah memimpin di Kasultanan Yogyakarta dan Gubernur DIY. Tahun 1973-1978 ia
pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia, lebih dari itu ia juga dikenal sebagai
Bapak Pramuka Indonesia, dan pernah menjabat sebagai Ketua kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
Pada
saat kondisi Ibu Kota Jakarta sedang tidak aman dan penuh konflik, maka sultan
HB IX meminta agar Sukarno-Hatta dan seluruh pemimpin Republik pindah ke
Yogyakarta, dengan pertimbangan Belanda lewat NICA sudah membonceng Sekutu dan
akan menjadikan Jakarta sebagai pusat pertempuran. Dan memang betul prediksi
dan nalar pemikiran HB IX tidak meleset, garis Jakarta-Bandung merupakan pusat
kekuatan militer NICA, apalagi di Jakarta ada Batalyon X yang terkenal kejam.
Akhirya, tanggal 3 Januari 1946 diambil keputusan untuk memindahkan pusat
pemerintahan Indonesia ke Yogyakarta. Saking baiknya Sultan demi pengorbanan
bagi ibu pertiwi, seluruh pembiayaan para Penggede RI ditanggung
sepenuhnya oleh pihak kesultanan. Sungguh pemimpin arif nan bijaksana.
Kemerosotan ekonomi
Indonesia tersebut disebabkan pengelolaan ekonomi yang kurang berhasil, seperti
tidak ada kemantapan hasil ekspor dan adanya fluktuasi harga di pasaran bagi
bahan mentah Indonesia serta seretnya pemasukan pajak. Selain itu, Indonesia
harus membayar utang luar negeri sebesar 2,6 miliyar doalr Amerika (termasuk
utang warisan Belanda dari tahun 1896-1949). Disinilah peran Sultan HB IX
berperan pada saat Indonesia berada dalam ke krisisisan. Sebagai Menteri
Koordinator Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) Kabinet Ampera,
Sultan HB IX telah meletakkan rumusan dasar bagi program rehabilitasi dan
stabilitasi Orde Baru dalam bidang ekonomi, moneter dan infrastruktur..
Singkat
kata, buku ini telah berhasil menberikan fakta-fakta sejarah langka tentang
peran penting Sri Sultan Hamangkubuwono IX dalam pemerintahan Indonesia masa
awal kemerdekaan, Orde Lama dan Orde Baru, baik perannya di wilayah ekonomi,
politik dan kemasyarakatan.
Menang
bukanlah segalanya, yang terpenting adalah usaha untuk menang . Zig Ziglar,
Motivator